Labels

Nov 19, 2011

Mantan

Dia memandangku. "Gak pa pa kok gak pake make up. Aku juga gak suka sebenernya waktu dulu mantan-mantanku pada pake make up ke kampus."

Kata-katanya menghunjam hatiku. "Stop comparing us. Aku bukan mantanmu."

"Memang. Kamu memang bukan mantanku. Dan gak akan pernah jadi mantanku."

"Good. Kita sepaham kalau begitu."

Dengan dada membara, aku balik kanan meninggalkannya. Tapi dia jauh lebih sigap, mencengkeram lenganku. "Kamu kenapa sih?"

"Gak pa pa. Aku cuma gak suka kamu banding-bandingin aku. Aku kan bukan bukan mantanmu." Aku menatapnya lurus. Entahlah, rasanya marah sekali mendengar dia membanding-bandingkan.

"Denger deh.. kenapa harus jadi mantan? Kenapa kamu kayak yang pengen jadi mantan? Padahal aku gak pengen kita jadi mantan. Aku pengen kita sama-sama selamanya."

Aku terkesiap.Pembicaraan yang sama sekali tak aku harapkan.

Dia memandangku tajam. "Kamu gak pengen hal yang sama ya?"

"Aku pengen lah! Kan gak perlu worry juga bakal jadi mantan, toh kita gak jadian juga." Dan menguatkan hati, aku meninggalkannya berdiri di sana.

Seharusnya dia tahu. Satu hal yang kami sama-sama tak berani singgung, karena kami tahu, hal ini bisa memporak-porandakan kami. Dan sebaiknya tetap begitu, tak perlu lah kami menjerumuskan diri dalam sebuah kemustahilan.

Dan aku tahu, aku sedang berlarii menuju kubangan luka. Yang tentu saja, kubangan yang kugali sendiri

No comments:

Post a Comment