Labels

May 30, 2013

Pecah Berderai

Pada akhirnya, hari yang sangat kutakuti itu tiba. Hari yang nyaris tak terelakkan, karena memang tak ada yang kekal di dunia ini.

"Aku harus pergi."


Aku menatapnya. Mencoba berkelit dari getar tak nyaman yang seketika itu kurasakan. Dan aku bersikukuh tak mau bertanya.

"Mulai bulan depan, aku tak lagi di sini."

Berjuang sekuat tenaga untuk tegak berdiri, ku tak lepaskan ia dari sorot mataku. "Ke mana?"

Entah apa yang ada di pikirannya, tapi aku menangkap kesedihan itu. Dia tak mau menjawab. Aku tahu, dia memang tak akan mau menjawab, karena dia memang punya kebiasaan untuk menjauhkanku dari persoalan yang melingkupinya.

Kutatap punggungnya yang bergerak menjauh. Dalam diam, nyaris bisa kudengar hatiku pecah berderai. Tak ada air mata. Tapi rasa sakit dan rasa takut yang kurasakan memang tak mungkin bisa diwakili oleh air mata.

Aku melangkah pergi. Entah ke mana. Tak ada satu pun tempat di dunia ini yang akan mampu melindungiku dari rasa sakit tak tertahankan ini. Tak ada satupun tempat yang aman bagiku untuk meraungkan kesakitan tak terperi ini.


No comments:

Post a Comment