Labels

Oct 19, 2010

Indian Tengil

"Jadi, kamu mau gabung?"

Sosoknya tinggi, berambut panjang sepunggung, dan tubuhnya tegap menjulang di hadapanku. Sekilas, sempat kupikir dia itu jagoan Indian yang ada di tv-tv itu. Dengan postur begitu dan sorot mata tajamnya, jujur saja, aku sedikit merasa terintimidasi. Raut mukanya sinis. Tapi satu yang dia gak tahu... aku gak mudah dikalahkan.



Aku menengadah menatap wajahnya. Yang sialnya, terlihat begitu tampan. "Iya."

Dia menyeringai. "Kamu tahu, kamu itu masih kecil. Yakin mau gabung?"
Ya ampun... dia sangat sinis. Sama sekali aku gak paham, kenapa dia keliatan begitu terganggu hanya karena Linda mengajakku bergabung.

"Masa? Paling aku cuma 2-3 tahun lebih muda dari kamu." Aku menatapnya berani.

Dia terlihat menimbang-nimbang. "2-3 tahun? Memangnya kamu tahu berapa umurku?"

Aku terlalu malas untuk menanggapinya. Jadi kubiarkan saja pertanyaan itu berlalu. Dan jelas, dia gak suka diperlakukan begitu. Tapi, dia pantas diperlakukan begitu.

"Udah deh Di, kan aku udah bilang, aku yang ajak dia." Linda mencoba menengahi. "Lagian, dia anaknya cukup tangguh kok. Aku kenal dia."

Dia bersikap sok tak acuh. "Terserah. Yang pasti aku gak mau ngurusin bocah yang cranky."

What? Siapa juga yang cranky? Ini penghinaan. Aku beneran sebel sama Indian ini. Dia sama sekali gak kenal aku, tapi berani-beraninya dia merendahkan aku seperti ini.

"Di, antar Anne pulang ya?"

Kali ini aku dan Indian itu sama-sama mendelik mendengar kata-kata Linda.

"Aku bisa pulang sendiri." Aku jelas menolak mentah ide itu.

"Sombong.."

Aku menoleh sengit. "Aku memang bisa kok pulang sendiri."

Indian tengil itu terkekeh. "Takut sama aku?"

Dan persis kayak novel-novel jadul itu, dia berhasil nganter aku pulang, hanya karena pertanyaan sepele itu. HUH!!

"Ini kost-an kamu?" Dia bengong. Kami sudah berdiri di depan kost ku, setelah 15 menit berjalan berdua dalam keadaan diam yang menjengkelkan. Dia bertolak pinggang mengamati rumah tempat aku tinggal selama kuliah ini.

Otomatis aku pasang kuda-kuda. Mau komen nyebelin apa lagi nih orang? Aku menatapnya curiga.

"Bareng sama Lusi dong?" Dia bertanya lagi, kali ini sambil menatapku.

"Iya. Lusi juga kost di sini. Kenal di mana?" Haha.. ternyata dia bisa juga bertingkah normal.

Indian itu menatapku sambil nyengir. "Aku kan ngetop. Temenku banyak."

Aaarrrghh!! Kumat lagi dia!! Aku merengut dan kutinggal dia yang masih ketawa ngakak di depan pintu. Asli.. musibah banget deh kenal manusia itu!!

No comments:

Post a Comment