Labels

Feb 20, 2018

Utuh hadirmu

Aku sadar, aku bukan orang yang mudah dipahami. Aku terlalu banyak berdiskusi dengan diriku sendiri, yang kemudian menghasilkan kesimpulan-kesimpulan yang tak semua orang bisa memahaminya.
Dan dalam segala hal aneh itu, kamu hadir. Bukan hadir secara tiba-tiba yang biasanya membuat terhenyak, tapi kau hadir menyusup diam-diam dalam keseharian.


Seperti hari ini. Ketika minggu ini aku berjuang untuk perang melawan suara2 nyinyir dalam kepalaku, yang rasanya ingin menyinyiri semua hal, kau dengan tenang menawarkan senyum. Sebal sih, karena aku sedang bergolak hebat, tapi kau seakan tak peduli. SEAKAN. Karena nyatanya kau peduli.

Mungkin memang bukan gayamu untuk puk-puk ke aku (well, meski aku kadang mengharapkannya), tapi kamu hadir seutuhnya saat aku meluapkan amarahku. Kamu tetap tenang, tetap tersenyum menyebalkan. Tapi kamu hadir. Seutuhnya. Buat aku.

Pun ketika aku ingin kamu hadir lebih lama, kamu gak keberatan. Tak perlu bertanya untuk apa amarahku, tapi kamu biarkan aku meluap. Dan matamu, menawarkan damai. Sampai kemudian aku tak punya lagi sisa api kemarahan, karena matamu meneduhkanku.

Terima kasih untuk hadirmu.

No comments:

Post a Comment