Labels

Mar 27, 2011

Dalam Gelap

Dan gelap ini benar-benar gulita. Gak nampak satupun cahaya, selain cahaya senter kami. Aku benci gelap. Aku bahkan gak bisa melihat langkah kakiku sendiri. Setengah mati, aku berusaha mengendalikan diri. Aku benar-benar benci gelap.


Lali mendadak kudengar suara itu. Suara tawa. Tawa yang sangat kukenal. Seketika rasa lega membanjiri ku.

"Nandi?" seruku tertahan.

Tawa itu terhenti. "Rara?"

Dan mendadak mukaku tersorot senter. Aku mengerjap silau. Lalu, entah mengapa tubuhku menggigil hebat. Perjuanganku menahan rasa takut gelap ini tak lagi bisa aku kuasai.

"Kamu ikut ke sini?" Dia sudah berdiri menjulang di hadapanku. "Ya ampun kamu menggigil!"

Sedetik kemudian aku tenggelam dalam pelukannya. Dan lagi-lagi gelombang berbagai rasa membanjiriku. Bukan..bukan karena wangi maskulin tubuhnya. Bukan juga karena kokoh otot-ototnya merengkuh kuat. Tapi karena rasa aman dan nyaman yang tak bisa kugambarkan.

Aku tak lagi tahu, aku harus bahagia atau menangis. Yang pasti, lelaki ini sekarang sudah kuberi kekuatan... kekuatan untuk menghancurkan aku. Dia, adalah lelaki yang akan bisa membuatku patah berkeping-keping. Meski detik ini, saat aku di pelukannya, aku yakin dia tak akan pernah melakukannya.


No comments:

Post a Comment